Translate

Sabtu, 25 Januari 2014

Last Blossom


“Dengan gontai aku berjalan tak tentu arah,surat pemberitahuan yang kupegang sudah tak terbentuk,bagaimana mungkin? Dia mempunyai tumor di lambungnya? Dan bagaimana mungkin juga aku tak mengetahui apa yang di derita istriku selama ini? Oh betapa bodohhnya aku tak mengetahui apa yang disembunyikan dia selama ini. Lututku lemas aku tak tau harus kemana lagi, air mataku sudah tak terbendung sejak berjalan tadi, akhirnya aku jatuh terduduk di jalan,dadaku sesak aku ingin berteriak namun tak bisa, aku terus memegang dadaku sambil terus terisak,mengapa tuhan? Kenapa harus istriku mengapa bukan aku? Istriku, dia adalah orang yang dibutuhkan anak anakku,sedangkan aku? Aku hanya suami yang jahat yang tidak menghiraukan rasa sakit yang di derita istriku,suami yang bodoh yang baru mengetahui penyakit yang diderita istriku dari 1 tahun yang lalu,dan akibatnya dia harus kehilangan harapan untuk segera di operasi karna tumornya yang sudah menyebar,mungkin jika aku tidak bodoh sampai saat inipun istriku sudah sehat karna tumor itu sudah diangkat dari dulu.Dan sekarang aku terlambat. Kata kata dokter masih jelas teringat di otakku,saat dia mengatakan hidup istriku tidak lama lagi sejak mendengar penjelasan itu aku sudah kehilangan pikirannku,aku terjatuh di kaki dokter tersebut sambil terus meminta tolong selamatkan istriku ,tolong selamatkan istriku namun dokter hanya menggeleng tanda ia tak bisa berbuat apa apa….”
“aku memasuki ruangan tempat istriku dirawat,aku sungguh tidak sanggup melihatnya bibirnya yang pucat juga tulang pipinya yang semakin terlihat,namun ia masih memberikan senyuman itu,senyuman yang membuat aku masih bertahan dalam cobaan ini,aku berjalan mendekati dia,dia terus tersenyum kepadaku…aku membalas senyumannya, “ayah,, ibu punya satu permintaan untuk ayah”katanya lemah, “katakanlah!!” kataku “ibu ingin menghabiskan waktu ibu yang sedikit ini untuk bersama keluarga,ibu tidak ingin menghabiskan waktu ibu di rumah sakit yang menyeramkan ini,ibu mohon dengan sangat kepada ayah,bisakah ayah mengabulkan permintaan ibu?”katanya “tapi bu..” “ibu mohon yah!” dia memotong pembicaraanku,aku langsung memeluknya hangat,air mataku jatuh kembali,memang aku terlalu cengeng untuk seorang pria.,,”
“aku pun memenuhi permintaan istriku,aku membawanya pulang kerumah,istriku hanya dibekali obat penahan rasa sakit oleh dokter,kulihat wajah istriku terlihat bahagia sejak menginjakkan kerumah kami, dia disambut kedua anak anakku yang berusia 20 dan 17 tahun, kedua anakku menangis tersedu sedu dan memeluk erat istriku seolah melarang istriku akan meninggalkan mereka saat ini juga. “jangan menangis nak,ibu tidak akan meninggalkan kalian”dengan lembut dia mengusap kepala anakku dan menenangkannya,anakku masih terus saja menangis, “ibu janji? Ibu janji ibu akan melihat aku lulus sekolah menengah?dan ibu janji akan melihat  aku di wisuda? Ibu janji pula akan melihat kakak menikah? Ibu harus janji!” kata anaku yang bungsu aku menangis mendengar itu “ibu janji nak?” istriku tersenyum aku terharu melihatnya, istriku begitu optimis akan sembuh dari sakitnya aku merasa malu,pada istriku seharusnya aku sebagai suaminya optimis juga,bukan malah pesimis, aku yakin istriku pasti bisa sembuh atas mukjizat allah SWT,”
“suatu malam saat semua terlelap,aku mendengar suara rintihan di kamar mandi,aku melihat ke sampingku istriku tidak ada di tempat tidur? Aku pun mencari dia ke kamar mandi, betapa  kagetnya aku saat melihat dia meringis kesakitan memegang perutnya di mulutnya pun berlumuran darah dia pasti baru saja muntah aku langsung memeluknya erat “ayah ibu harus bagaimana?ayah ibu harus bagaimana? ibu harus hidup ayah ibu tidak mau mati sekarang ayah anak anak masih membutuhkan ibu ayah ? ibu harus bagaimana? Sakit ayah sakit?”istriku menangis tersedu dipelukannku,dadaku semakin sesak,aku menenangkan istriku,aku bersihkan sisa darah di mulutnya dengan tissue, aku gendong dia ke kamar lagi,tatapan matanya kosong, ya allah aku harus bagaimana aku tidak tahan melihat istriku seperti ini..”
“seperti biasa sepulang bekerja aku melihat istriku terduduk di kursi taman bersama anak anak sambil bersenda gurau,aku menghampiri mereka, mereka menyambutku senang, “ayah ibu bilang dia ingin berlibur dengan kita bagaimana?” kata anak pertamaku “ayo!!”kataku senang……
Kesokan harinya aku bersama keluargaku,bersiap menuju villa milik keluarga di luar kota,kebetulan letak villa yang bagus juga di tambah hawa yang sejuk memang cocok dijadikan tempat berlibur,sengaja kami membawa banyak banjo karna memang berencana akan sedikit lama di villa tersebut…., di perjalanan istriku terlihat senang,namun aku malah khawatir karna wajah istriku itu sedikit pucat apalagi secara tak sengaja aku melihat istriku memegang perut menahan sakit,beberapa kali aku dan anak anak bertanya tentang keadaannya namun dia menjawab semuanya baik baik saja, tolong istriku jangan buat suamimu ini cemas.
Akhirnya kami tiba di villa kami,kami semua langsung masuk kebetulan villa ini sudah bersih karna kemarin aku menyuruh orang untuk membersihkannnya,kami langsung menuju halaman belakang disana terdapat kolam renang dan juga ayunan sangat cocok untuk bersantai,namun aku dan anak anak menyiapkan tempat untuk nanti malam ,karna kami berencana nanti malam akan membakar sate bersama…
Malam hari kita semua merasa gembira karna kita bisa berkumpul bersama ,aku lihat juga wajah istriku sangat terlihat bahagia, tidak terlihat seperti orang sakit padahal aku tau sebenarnya dia hanya menahan rasa sakit itu demi kita semua… “nak,ibu ke belakang dulu yah!” “biar ayah temani ya bu” kataku “tidak usah yah, ibu bisa sendiri kok!” katanya sambil pergi.. kami pun melanjutkan acara kembali namu aku yang memang merasa khawati menyusul istriku diam diam, karna memang sudah lama belum kembali, dan betapa terkejutnya aku saat  melihat istriku tergeletak lemas di lantai , aku langsung mengangkat tubuhnya menuju kamar, aku baringkan tubuhnya di kasur tak lupa akupun memanggil anak anak ku, kita semua berkumpul di kamar ,istriku mulai sadar dia menatap kami satu satu,dengan mata sayunya, oh aku mohon jangan berikan tatapan seperti itu,tatapan seolah olah meminta ijin untuk pergi, aku belum siap… “ayah…!” katanya lemah aku langsung memegang tangannya “bagaimana kalau ibu pergi ayah?”lanjutnya lagi aku menggeleng kuat air mataku sudah tak tertahankan lagi kini aku menangis terisak di hadapan istriku sungguh selama ini aku hanya menangis diam diam, aku tidak mau istriku semakin terbebani dengan kesedihannku,namun kali ini aku tak bisa dadaku sungguh sesak,anak anak sudah menangis dari tadi,mereka berada di sebelah kanan ibunya. Dengan pelan istriku mengusap air mataku,mengecup pipiku “ibu tau,ibu tidak akan bisa pergi dengan tenang,” “bagaimana bisa? Sedangkan kalian masih tidak ingin melepas ibu” katanya sambil menangis. Ya allah betapa egoisnya aku,aku malah menahan istriku pergi,sedangkan dia tersiksa didunia, ya allah apa yang harus aku lakukan? “ibu jangan tinggalkan kami bertiga ibu,, bukankan ibu berjanji akan melihat kelulusannku?akan melihat aku di wisuda? Akan melihat kakak mendapat pendamping hidupnya?? Akau mohon ibu bertahanlah!!” aku tidak kuat melihat anak anakku menangis ditambah istriku juga menangis.. dia memeluk kedua anaku juga aku aku cium pipi istriku dan kedua anakku “ibu maafkan ayah,selama ini ayah telah gagal menjadi kepala keluarga, ayah tidak bisa menjaga kesehatan ibu!!” “tidak ayah, ayah telah menjadi kepala keluarga yang baik,bukan ibu yang seharusnya dijaga oleh ayah namun anak anak kita,,ayah jangan berbicara demikian”katanya lemah “ibu ingin kita semua tidur di kasur ini mala mini bagaimana?kasurnya cukup luas!!!” dia mencoba menenangkan kami, kami setuju dan tertidur di kamar dan kasur yang sama.
Pagi hari aku terbangun mendengar isakan tangis anak pertamaku “ayah!! Ibu ayah…” dia menunjuk istriku yang terbaring di sampingku,, aku mencoba memegangnya ‘dingin’ aku mencoba mencari denyut nadinya ‘nihil’ tidak ada “istriku.. bangunlah sayang ini sudah pagi..,istriku aku mohon….!!!” Aku menangis memeluk tubuh yang sudah kaku ini anak kedua langsung menangis sejadi jadinya “IBU..JAHAT, ibu tidak menepati janji ibu kepada kita, ibu jahat…. Aku mohon ibu bangunlah..” dia terus menggoyang goyangkan jasad istriku aku menenangkannya aku peluk anak anakku “ikhlaskan nak, ikhlaskanlah ibumu kasian dia disini menderita biarkan dia pergi dengan tenang,, aku segera meminta bantuan masyarakat sekitar untuk membantu mengurus jasad istriku, aku memutuskan untuk memakamkannya di halaman villa ini,kami sekeluarga juga memutuskan untuk pindah kesini….
#setelah Pemakaman
Kami segera menelpon jasa untuk mengangkut barang barang kami disana untuk segera di bawa kesini, stelah hampir 4 jam menunggu barang barang kami datang, aku dan anak anak segera membereskan barang barang tersebut termasuk barang barang istriku,aku memeluk semua barang barangnya tiba tiba sebuah surat jatuh dari kotak yang aku pegang aku segera membukanya untuk membacanya
“ Sebelumnya aku berterima kasih kepada siapa saja yang telah membuka surat ini,mungkin aku sudah tiada saat surat ini dibuka, surat ini adalah surat ucapan terima kasih dan permintaan maaf untuk keluargaku tercinta pertama kepada suamiku atau ayah dari anak anakku yang baik terima kasih telah mempercayaiku menjadi istri yang baik dan menjadi ibu bagi anak anakmu juga telah menjalani rumah tangga denganku dalam keadaan suka maupun duka dan menerima semua kekuranganku termasuk penyakitku ini,suamiku aku minta maaf kepadamu mungkin aku tidak bisa mendampingimu lebih lama, tidak bisa membantumu dalam membimbing anak anak lebih lama,aku minta maaf suamiku aku merupakan istri yang durhaka tidak melayanimu sebagai istri yang baik. aku mohon kau mengerti, dengan keadaanku ini, aku mohon setelah aku tiada tolong jaga anak anak dengan baik tolong hadiri segala acara mereka baik kelulusan,wisuda maupun pernikahnnya aku mohon suamiku ini permintaanku yang terakhir kalinya,carilah yang lebih baik dariku stelah aku tiada suamiku.
Untuk anak anakku,maafkan ibu nak, mungkin ibu tidak bisa menghadiri kelulusan sekolahmu nak,juga tidak bisa memelukmu saat kau di wisuda tidak bisa memberikanmu hadiah , tidak bisa berada disisimu saat kau menikah nak,maafkanlah ibu nak,namun ibu sangat berterima kasih kalian telah menjadi semangat untuk ibu kalia telah menjadi vitamin bagi ibu,namun ibu tidak bisa menepati janji ibu untuk bersama kalian lebih lama,ibu tidak bisa membimbing kalian lebih lama, maafkannlah ibu nak ibu sangat berdosa kepada kalian,ibu mohon jangan pernah bertengkar kasian ayah kalian,percayalah nak kasih ibu selalu mengalir untuk kalian doa ibu selalu ada untuk kalian,walau ibu mungkin tidak bisa memeluk kalian sehangat dulu..”

Salam cinta kasih
IBU
Bts - concept trailer (dance practice)